Jumat, 08 April 2016

Saya Dulu

Saat sekolah, saya adalah orang yang minder, punya banyak kekurangan, saya bahkan berjalan menunduk. Saya kadang menyendiri dan tak punya banyak teman (Saya berterimakasih bagi teman-teman yang mau menerima saya apa adanya dulu). Saat waktu berlalu, saya belajar dan diajar oleh keadaan. Bagaimanapun, pilihan ada pada saya, tetap demikian, minder, takut dan merasa rendah, atau bangkit dengan mengatakan pada diri saya " Show the world WHO YOU ARE".
Saya sadari pilihan mengandung konsekuensi dan risiko. Apa yang saya tentukan kini adalah juga penentuan masa DEPAN saya. Saya tetap di tempat atau bergerak ? itu semua adalah pilihan. Awalnya saya memang merasa tak ada gunanya putar haluan dengan kekurangan saya nmenuju ke arah pulau harapan. Saya terombang-ambing, bahkan kerap hampir tenggelam bak kapal, padam bak pelita. Tiada yang memotivasi saya dari lingkungan saya, arus pun tak searah dengan hal yang baik. Namun saya ingat, bukanlah saya yang akan menuntun saya sendiri, saya ingat kekuatan MAHA DAHSYAT yang saya percayai. Saya tahu TUHAN adalah setia, tak akan DIA tinggalkan saya. Semua memang tidak serta merta berupa sesaat setelah saya mengandalkan TUHAN, namun ada tantangan demi tantangan lagi yang akan dan akan saya lalui. Namun saya kuatkan tekad saya untuk bangkit, saya tak mau takut melangkah, saya tak mau minder, saya tak mau kalah dengan keadaan. Dengan percaya akan KUASA-NYA, saya merasa Kuat dan mampu tegak melangkah. Dalam segala hal memang ada harga yang harus dibayar untuk masa depan, harga yang harus dibayar bukanlah uang yang bisa dicari, tetapi pertaruhan masa depan itu sendiri. Dimana saat kita salah memutuskan, maka masa depan pertaruhannya. Begitu pula sebaliknya jika saya, kita, tetap pada jalur yang sesuai dan memilih yang tepat, maka masa depan begitu pula.
Kita memang merdeka secara fisik dari penjajahan, tapi jika kita masih dijajah dalam bentuk ketakutan dan minder, cemas, bahakan rendah diri, kita belumlah benar-benar merdeka. Keluarlah dari Zona Nyaman anda, keluarlah dari sel anda, lepaskan diri anda seperti burung rajawali bebas terbang kemana ia mau, jangan tahan diri anda terkungkung dalam keterbatasan. YANG BISA MERUBAH KEADAAN DAN DIRI ANDA ADALAH TUHAN DAN ANDA SENDIRI.
Tapi, sebagai manusia, saya, kita acapkali salah dan keliru, tapi bukan berarti semua terlambat. Pandanglah jauh kedepan, lihatlah sejauh yang anda mampu pandang, jika anda ingin menggapai sesuatu yang besar disana, jangan tahan langkah anda, ledakkan gelora semangat anda, nyalakan api dalam diri anda, saya percaya saya, anda mampu mencapai apa yang kita ingin raih di sana, dibalik tirai harapan. . .
Salam SEMANGAT !!!!
Just believe that you are the winner . . .

Senin, 21 Maret 2016

Yosua Tiong

  Yosua Tiong Siang adalah seorang Suku Dayak Siang yang dilahirkan di Desa Olung Nango pada tanggal 27 Juli 1998 dengan nama Yosua, dan nama kecilnya Tiong. Dilahirkan dari pasangan bernama Yuhadi dan Marheni. Ayahnya, Yuhadi adalah seorang yang berkerja sebagai penyenso dan pengumpul batu, serta juga sebagai petani karet. Ayahnya adalah Suku Dayak Siang asli yang berasal dari Desa Olung Nango/ Soko. Bapak dari ayahnya bernama Ruben (anak dari Kotun, Kotun adalah anak Kaputok), sedangkan ibu dari ayahnya/Kakek adalah Suwidah/Nenek, dari Desa Mangkunjung. Ibunya, Marheni bekerja sebagai ibu rumah tangga yang juga kadang bekerja serabutan untuk memenuhi keperluan hari-hari meringankan beban keluarga. Ibunya lahir di Desa Tumbang Kunyi dari ayah bernama Martinus Hermen Binti (Suku Dayak/berasal dari Desa Taliu, anak dari Alm. Hermen Binti dan Alm.Herna Nyaring/Tbg. Mahuroi). Sedangkan nama Nenek dari ibu/ibu dari ibu adalah Liwung (Tbg. Bana).
        Sehari-harinya terkadang dipanggil dengan nama Joshua, Yos, Sua atau Tiong. Pada masa kanak-kanak sempat mengikuti Sekolah Taman Kanak-kanak, namu tidak sampai Tamat, kemudian bersekolah dasar di SDN Tumbang Nango, lalu pindah sekolah ke SDN Beriwit 3, Puruk Cahu pada saat memasuki kelas II Sekolah Dasar. Di sekolah tersebut dia merupakan siswa yang terbilang sedang-sedang saja, namun dalam peringkat dikategorikan cukup pintar di Sekolahnya karena selalu mendapat peringkat sepuluh besar, bahkan pernah mendapat peringkat pertama. Kemudian, pada saat tamat dari sekolah dasar, dia melanjutkan ke Tingkat Sekolah Menengah Pertama di SMPN 1 Murung, Puruk Cahu. Selama di Sekolah tersebut, dirinya terbilang sebagai siswa yang cukup pandai, pernah juga meraih peringkat pertama saat kelas VIII, dis juga pernah mengikuti perlombaan seperti FLS2N dan OSN setingkat SMP di Palangkaraya, walau hasilnya kurang memuaskan karena keterbatasan persiapan dari pihak pembina, dia hanya keluar sebagai Juara Harapan III. Sekolah Menengah Atas ditempuhnya di SMAN 1 Murung Puruk Cahu, dan pernah menjuarai beberapa perlombaan akademik,maupun non-akademik, seperti Juara I Mewakili sekolah beserta dua kaka kelas pada ajang lomba KNPI 2012, Juara I pidato Bahasa Inggris Temu Osis 2014, Juara II OSN Kabupaten 2014, Juara Harapan III Putra Putri Pariwisata Murung Raya 2014,  Juara "The Best Couple" pada pemilihan mr. dan miss valentine dan Juara III Audisi Penyiar berbakat Radio Swara Murung Raya yang membuatnya diterima sebagai penyiar di slah satu radio lokal di Kab. Murung Raya tersebut untuk mengisi program bahasa Daerah. 
        Setelah tamat dari Sekolah Menengah Atas, dirinya sempat mendapatkan beasiswa untuk perguruan tinggi jalur bidikmisi, namun dibatalkan olehnya karena telah mendapatkan pekerjaan sebagai penyiar radio. Karena bakat dalam bahasa Inggris, dirinya pernah bekerja sebagai Assistent Kelas Pada Pelatihan bahasa Inggris Yayasa Agaphe Banjarmasin oleh Ibu Risforgawati dan Bapak Dedy Setianto serta juga Administrasi pada saat pelatihan bahasa Inggris yang diadakan BP3AKB di Murung Raya pada Tahun 2015. Sempat tinggal di Banjarmasin bersama dengan Ibu Risforgawati dan Bapak Dedy Setianto dari Yayasan Agaphe BJM dan akan di latih untuk menjadi salah satu instruktur di yayasan tersebut. Namun, kenyataan berkata lain, bapaknya tidak menyetujui hal tersebut dan membatalkan niatnya saat hendak pindah ke Banjarmasin. Akhirnya, dirinya mencari pekerjaan lain dan diterima sebagai Staff Administrasi salah satu lembaga Kursus dan Pelatihan di Kab. Murung Raya yaitu LKP Butterfly pimpinan bapak Hariyono, S.Pd selama kurang lebih lima bulan, kemudian diangkat menjadi salah satu instruktur bahasa Inggris selama kurang lebih tiga bulan. Kemudian dirinya mengundurkan diri dikarenakan mau berfokus dengan tugasnya sebagai penyiar di Radio Lokal SMURA milik pemerintah Murung Raya, dan juga dikarenakan pada saat itu dirinya harus rela melepas tugas sebagai instruktur adalah pada tanggal 10 Februari dirinya menikahi seorang wanita asal Desa Tabulang yang bernama Esa Natalia. Untuk saat ini dirinya hanya berfokus sebagai penyiar Radio.
        Memiliki hobi atau kegemaran membaca buku, mengarang puisi dan pantun, mempelajari berbagai bahasa asing, dan menerjemahkan bahasa Indonesia ke bahasa Dayak Siang. Cita-citanya ialah ingin memejukan wilayahnya dan  juga menjadi seorang pemimpin yang jujur, karena selama ini dirinya prihatin akan kebanyakan penguasa yang terjerat kasus-kasus yang sangat mencoreng wibawa mereka sekaligus menyengsarakan masyarakat. Pegangan dalam kehidupannya adalah "Mengandalkan TUHAN" dan salah satu kata-katanya adalah "Selama masih dapat melihat birunya langit dan pandangan masih dapat kedepan, takkan ada hal yang mustahil asal kita yakin dan jangan putus asa, serta andalkan TUHAN".